Ada kalanya manusia yang hidup di kehidupan yang penuh ketegangan syaraf baik dalam kegiatan apapun namanya, memang memerlukan sepenggal waktunya untuk mencari kenikmatan demi untuk meredam tensi, baik secara fisik, terutama mental.

Penggal-penggal suasana hidup yang seperti ini boleh jadi dialami oleh setiap orang dalam bentuk dan kapasitas yang berbeda-beda pula, tak terkecuali seorang Luna Maya yang bergeliat dalam dunia artis. Tersebutlah Luna Maya seorang artis yang merangkap presenter menjadi seorang public figure tentu saja bagi orang yang menyenangi dunia keartisan tersebut, dan tentu pula bukan semua masyarakat Indonesia ini yang menempatkan Luna Maya sebagai public figurnya.

Sama halnya dengan Ariel – Peter Pan sebagai seorang artis musisi yang juga menjadi public figure bagi orang yang menyenangi musik dan itupun masih harus dipilah-pilah terhadap berbagai macam aliran musik yang tentu saja memiliki segmen yang berbeda-beda, dan bukan menjadi dibuat generalisasinya semua masyarakat Indonesia menjadi penggemarnya. Tetapi itulah Dunia Maya, yang namanyapun Maya yang dapat diartikan sebagai ‘tidak nyata’, sehingga seharusnya disikapi dengan porsi pendapat yang maya pula, dan janganlah yang maya lantas dikatakan nyata.

Apabila seorang single Luna Maya dan seorang single Ariel yang kemudian secara bersama terlihat dipublik oleh masyarakat sekelilingnya, apa karena mereka menjadi gabungan segmen-segmen public figure meraka, lantas semua orang sekelilingnya mengerubutinya? Tidak juga. Mungkin bila anda yang ada di dekat mereka tidak juga akan bereaksi berlebihan, karena anda mungkin bukan mengidolakan mereka, atau setidaknya hanya mengambil sedikit porsi, paling juga hanya melirik saja.

Lain halnya dengan para wartawan yang memang pekerjaannya untuk meliput segala sesuatunya berdasarkan pesanan atau memang sebagai pesan tugasnya, walau mungkin dianya bukan mengidolakan mereka atau bahkan memang sangat mengidolakan, sehingga merekapun terperangkap kedalam bayang-bayang maya Dunia Maya yang tidak lagi menerapkan batas-batas privasi pokoknya terjadi hal-hal yang maya.

Pada Desember 2009 terjadilah maya-maya di Dunia Maya dimana tiga oknum figure berinteraksi, dimana Luna Maya yang sedang menggendong si kecil Alea putri Ariel keluar dari bioskop tempatnya untuk meluangkan waktu untuk meluruhkan tensi, kabarnya sedang menyaksikan filem premier Ariel “Sang Pemimpi”, lalu dikerubuti oleh wartawan yang mengakibatkan kepala Alea kejedut kamera.

Kabarnya Luna Maya sudah meminta kepada wartawan yang mengerubutinya untuk bersabar karena dia akan menghantarkan si kecil Alea yang sedang tidur agar diletakkan kedalam mobil, tetapi apa yang terjadi?; kerubutan itu membuat sang bayi kejedut kamera. Ini memang hanya sesuatu yang maya, yang kita coba untuk mereka-reka untuk menggambarkan suasana pada saat itu. Kesal, keki, sebal, itulah yang mungkin ada pada Luna Maya. Boleh jadi si-kecil Alea menjadi terbangun, meringis, menangis. Boleh jadi si-kecil Alea lerluka memar, menjadi rewel, atau harus memberikan tambahan waktu untuk perhatian terhadap si-kecil yang dikasihi, atau mungkin harus konsultasi kepada dokter?. Maklum Luna Maya kan sedang dekat hubungannya dengan Ariel, tentu wajar saja hati Luna Maya tercurah sebagian kepada si-kecil Alea.

Ini masih dalam hal yang maya; seandainya kepala Ariel yang kejedut kamera, apakah anda membayangkan Luna Maya akan bereaksi demikian? Ternyata Luna Maya terbawa kedalam Dunia Maya, kabarnya dia mengeluarkan kekeaslannya di akun Twitter Dunia Mayanya dengan menyebut: “Infotemnt derajatnya lebih HINA dr pd PELACUR, PEMBUNUH!!!may ur soul burn in hell,”  kemudian; “Jadi bingung knp manusia skrng lbh kaya setan dibandingkan dengan setannya sendiri…apa yg disbt manusia udah jadi setan semua,” kemudian ditemukan juga komunikasi yang dianngap sebagai Luna Maya dengan nama maya Lunmay dengan lawan komunikasinya bernama maya Bambangelf, yang berbunyi: Bambangelf: “Bahasa lu makin norak, bodoh ga terpelajar dan ga mikir panjang…” Lunmay: RT’@Bambangelf: apa urusan lu ama bahasa gua!!!? kenal aja gak gw ama lo. knp lo ribet ngurusin gw ??…” Bambangelf: “Hahahahaha…. Lu makin keliatan [**]…. “

Kemudian Dunia Maya inipun berlanjut menjadi persoalan perseteruan hebat antara Media Infotaintment dengan Luna Maya. Kemudian persoalan itupun menjadi maya sampai pada peristiwa yang selama sebulan belakangan ini muncul lagi tentang Dunia Maya. Secara maya dikatakan bahwa Luna Maya melakukan adegan porno dengan Ariel, lalu secara ‘nyata’ semua dikabarkan bereaksi terhadap adegan porno tersebut, sehingga Presiden membuat per-nyata-an, Menteri membuat per-nyata-an, Kepolisian membuat per-nyata-an, Anggota DPR membuat per-nyata-an, Pengacara membuat per-nyata-an, Ahli Telematika membuat per-nyata-an, Ulama membuat per-nyata-annya, Guru-guru membuat per-nyata-an, Artis-artis membuat per-nyata-an, masyarakat membuat per-nyata-an, tentu saja semua media utamanya media TV membuatnya menjadi ‘nyata’, dan per-nyata-an itupun menjadi aneh-aneh, dan muncul pula tindakan yang aneh-aneh, sehingga semuanya terlihat ANEH.

Apabila Luna Maya melakukan adegan pornonya di dalam sebuah ruangan, tentu yang tidak aneh adalah tidak ada orang lain yang melihatnya karena mereka berdua ingin menikmatinya untuk mereka berdua saja. Kemudian apabila ada orang lain ingin pula menikmatinya; apakah ingin menikmati Luna Mayanya atau ingin menikmati Ariel-nya, tentu dia berusaha untuk mencari kenikmatan itu. Bila seseorang atau beberapa orang tidak mampu menikmatinya secara langsung, maka dia cukup puas menikmatinya melalui rekaman peristiwa itu. Kalau semua elemen yang membuat per-nyata-an seperti disebutkan diatas sudah mewakili semua masyarakat Indonesia, dan mereka membuat per-nyata-annya tentu sudah ada yang ‘nyata’ menurut dia, dan kalau adegan itu memang ‘nyata’ seperti yang di-nyata-kan oleh semua elemen itu, maka menjadi ke-nyata-an bahwa semuanya menginginkan adegan porno itu ‘nyata’.

Yang aneh itu adalah sesuatu yang disebutkan sulit dicerna oleh akal sehat. Kalau orang-orangnya yang aneh bolehlah disebut Alien, yang semuanya memang berada dalam sesuatu yang maya. Apakah harus segampang itu mengarahkan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali diberbagai tingkatan strata social, diarahkan kearah yang aneh-aneh? Maukah anda menjadi orang aneh? Maukah Negara anda Indonesia menjadi Negara dongeng dimana yang Nyata menjadi Maya dan yang Maya menjadi Nyata?

Sebelum menulis artikel ini, sudah mencoba menelusuri semua pemberitaannya dan mencoba pula mencari isi berita yang diberitakan di hampir semua media melalui situs internet, yang semua elemen mengatakan sebagaimana ‘per-nyata-annya, ternyata bagi saya tidak ‘nyata’, malah saya nyelonong masuk ke kenyataan adegan porno, yang menurut saya ‘nyata’ dan ter-nyata menurut saya pelakonnya lebih cantik, lebih seksi, lebih mulus dari Luna Maya, dan juga lebih tanpan, lebih ganteng, lebih macho, lebih besar dari Ariel, walaupun saya tidak mengidolakan pelakunya, apalagi mengidolakan Luna Maya dan Ariel.

Mungkin masih banyak teman saya yang tidak masuk dalam elemen yang mewakili per-nyata-an tersebut diatas, dan tidak mau disebut sebagai bagian dari 80% masyarakat Indonesia yang diberitakan sudah melihat adegan itu, dan bagi saya dan teman-teman lainnya menganggap yang ‘nyata’ itu sajalah yang perlu di-nyata-kan seperti koruptor, penghapusan subsidi, tabung gas meledak, pengangguran, kemiskinan, dan lain-lainnya yang memang ‘nyata’. Janganlah yang maya dikatakan nyata, yang nyata di-maya-kan, dan biarlah yang diribut-ributkan itu menjadi Dunia Maya Luna Maya.

Baca juga: Undang-undang Pornografi